Bismillah

Bismillah
Awali aktivitas anda di blog ini dengan do'a di atas :)

Wednesday 22 February 2017

Jangan Mengharamkan yang Halal

Source: www.guidedislam.com

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ ۖ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (1) قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ ۚ وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (2)2


Terjemahan:
“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan yang di halalkan oleh Allah bagimu? Apakah kamu hendak menyenagkan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu, hai manusai, melepskan sumpahmu dalam beberapa hal; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S At-Tahrim: 1-2)


At-Thabrani meriwayatkan dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum madu di rumah Saudah radhiallahu ‘anha (salah seorang istri beliau), kemudian pergi ke rumah ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang berkata kepada beliau, “Aku mencium bau yang tak sedap.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian pergi ke rumah Hafshah radhiallahu ‘anha, dan ia pun berkata hal yang sama seperti yang dikatakan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangkali bau itu berasal dari minuman yang kuminum di rumah Saudah. Demi Allah, aku tidak akan meminumnya lagi.” Maka, turunlah ayat ini menegur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mengharamkan apa yang halal baginya.

Sementara itu Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’I, Abu Daud dan yang lainnya meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungi istri-istri beliau itu selepas shalat Ashar. Pada suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal lebih lama di kediaman Zainab bint Jahsy, karena Zainab radhiallahu ‘anha menghidangkan madu yang baru diperolehnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memang sangat menyukai madu. “Aku cemburu karenanya,” kata ‘Aisyah. “Kemudian aku, Hafshah, Saudah dan Shafiyah sepakat bahwa bila Nabi mengunjungi kami maka masing-masing kami akan mengatakan kepadanya bahwa mulutnya mengeluarkan bau tak sedap akibat makan makanan tertentu. Sebab, kami tahu beliau sangat peka terhadap bau-bauan yang tidak sedap.” Maka, ketika istri-istri beliau mengatakan bahwa mulut beliau mengeluarkan bau tidak sedap, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersumpah tidak akan lagi menyantap madu. Dan ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu.

Penting untuk diingat, teguran yang disampaikan Allah kepada Nabi-Nya itu menegaskan kenyataan bahwa para Nabi selalu berada dalam lindungan Allah. Ketika melakukuan menyimpangan sekecil apapun, mereka akan mendapat teguran langsung dari Allah. Dan perlu juga diingat, keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah seperti keluarga-keluarga lain. Para Ummul Mu’minin (istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) diharapkan menjadi teladan dalam perilaku dan tidak banyak bicara dibanding dengan para wanita biasa, karena mereka harus menjalankan peran dan tugas yang sangat penting. Tetapi terlepas dari itu semua, mereka juga juga adalah manusia biasa yang tak lepas dari kelemahan, dan terkadang juga mereka tak berdaya (Ali, 1993)

(Sumber: Mengerti Asbabun Nuzul, Muhammad Chirzin, dengan beberapa perubahan redaksi)


No comments:

Post a Comment