Bismillah

Bismillah
Awali aktivitas anda di blog ini dengan do'a di atas :)

Thursday 23 February 2017

Kegelapan Di Laut Dalam

Source: www.blogs.oregonstate.edu

Prof. Durga Rao, merupakan seorang ahli geologi kelautan dan professor di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah. dia diminta berkomentar tentang ayat ini:

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ

Terjemahan:
“Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, yang di atasnya ada (lagi) awan gelap; itulah gelap gulita yang berlapis-lapis, apabila dia mengeluarkan tangannya. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikitpun.” (Q.S An-Nur: 40)

Profesor Rao mengatakan bahwa para ilmuwan sepakat dengan hal ini. Tentunya dengan bantuan peralatan yang modern untuk menyelidiki kegelapan di kedalaman laut. Manusia tidak mampu menyelam tanpa alat bantu lebih dari 20-30 meter, manusia pun tidak dapat bertahan hidup pada kedalaman lebih dari 200 meter. Ayat ini tidak dapat merujuk kepada semua lautan yang ada karena tidak setiap laut dapat digambarkan memiliki akumulasi kegelapan yang berlapis antara satu lapis dengan lapis atasnya. Ia merujuk terutama pada dalamnya lautan atau samudera, seperti yang dikatakan Al-Qur’an, ”kegelapan di lautan yang luas dan dalam”.

Kegelapan berlapis di laut dalam ini terjadi karena dua penyebab:
1. Sinar cahaya terdiri dari tujuh warna. Warna ini adalah ungu, nila, biru, hijau, kuning, oranye, dan merah. Sinar cahaya akan mengalami pembiasan ketika menabrak air. Di kedalaman 10-15 meter air menyerap warna merah. Oleh karena itu, jika seseorang menyelam di kedalaman 25 meter dan mendapat luka, ia tidak dapat melihat warna merah darahnya karena warna merah tidak bisa mencapai kedalaman ini. 

Demikian pula warna oranye yang diserap pada kedalaman 30-50 meter, kuning pada 50-100 meter, hijau pada 100-200 meter, biru pada kedalaman 200 meter, dan violet serta nila pada kedalaman lebih dari 200 meter. Warna akan hilang secara berturut-turut, satu lapis disusul lapisan yang lain. Maka, semakin dalam laut maka akan smakin gelap. Kegelapan yang sempurna dapat ditemukan pada kedalaman lebih dari 1.000 meter.

2. Sinar matahari diserap oleh awan, yang pada akhirnya menimbullkan lapisan kegelapan di bawah awan. Ini adalah lapisan pertama dari kegelapan. Ketika sinar mencapai permukaan laut maka akan terpantul dari permukaan gelombang dan memberikan efek tampilan mengkilap. Gelombang inilah yang memantulkan cahaya dan menyebabkan kegelapan.

Cahaya tidak dapat menembus kedalaman laut, karena laut memiliki dua bagian. Bagian permukaan yang ditandai dengan cahaya dan suhu hangat serta bagian dalam laut yang ditandai dengan kegelapan. Bagian permukaan dan bagian dalam dipisahkan oleh gelombang. Gelombang laut menutupi air dasar laut dan samudera. Sebab, air dasar laut memiliki kerapatan yang lebih tinggi daripada air di atasnya. Kegelapan mulai terlihat di bawah gelombang laut. Bahkan, ikan yang berada di laut yang dalam tidak bisa melihat. Satu-satunya sumber cahaya adalah berasal dari tubuh mereka sendiri.

Source: www.untamedscience.com

Al-Qur’an menerangkan hal ini dalam ayatnya
“…di atasnya ada (lagi) awan gelap; itulah gelap gulita yang berlapis-lapis,”

Maksudnya awan disini adalah yang berfungsi sebagai penghalang atas satu dengan yang lain kemudian menyebabkan kegelapan. Ini terjadi karena penyerapan warna yang terjadi pada masing-masing tingkat kedalaman.

Prof. Durga Rao menyimpulkan dengan mengatakan: “1.400 tahun yang lalu, manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini begitu rinci. Dengan demikian informasi ini pasti berasal dari sumber diluar batas kemampuan manusia (supranatural).” Maya Allah.

Sumber: Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah, Zakir Naik. Dengan beberapa perubahan redaksi)

No comments:

Post a Comment