Bismillah

Bismillah
Awali aktivitas anda di blog ini dengan do'a di atas :)

Tuesday 21 February 2017

Sinar Bulan Merupakan Pantulan Cahaya Matahari



Peradaban dahulu meyakini bahwa bulan memancarkan cahayanya sendiri. Namun, seiring dengan perkembagnan ilmu penegtahuan, diketahui bahwa cahaya bulan merupakan pantulan cahaya. Tahukah anda, bahwa fakta ini telah disebutkann dalam Al-Qur’an 1.400 tahun silam dalam ayat berikut:

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا

Terjemahan:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya”. (Q.S Al Furqon: 61)

Kata untuk menunjuk matahari dalam bahasa Arab (Al-Qur’an) adalah syams. Kata ini bererti ‘siraj’ yang bermakna obor; ‘wahhaj’ yang bermakna lampu menyala; atau ‘diya’ yang bermakna sinar kemuliaan. Tiga deskripsi ini tepat untuk menyebut matahari karena ia menghasilkan panas dan cahaya oleh pembakaran internal.

Sedangkan kata bulan dalam bahasa Arab yang digunkan dalam Al-Qur’an adalah qamar. Kata ini dijelaskan Al-Qur’an sebagai ‘muniir’ yang berati tubuh yang memberikan cahaya. Deskripisi ini sempurna dan cocok dengan sifat sebenarnya bulan yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri dan tubuhnya sebagai materi pemantul cahaya matahari. Al-Qur’an tidak pernah menyebut bulan sebagai ‘siraj’, ‘wahhaj’ atau ‘diya’. Begitu pula sebaliknya, Al-Qur’an tidak pernah menyebut matahari sebagai ‘nuur’ atau ‘muniir’. Hal ini menandakan bahwa Al-Qur’an mengakui perbedaan sifat antara sinar matahari dan cahaya bulan.

وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا

Terjemahan:
"Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (Q.S Nuh: 16)

Sumber: Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah, Zakir Naik. Dengan beberapa perubahan redaksi)

No comments:

Post a Comment